Gambar Sampul Sosiologi · Bab V Dinamika Kelompok Sosial
Sosiologi · Bab V Dinamika Kelompok Sosial
Atik

24/08/2021 10:09:22

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

71

Dinamika Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

Bab V

Masyarakat Majemuk

Kelompok Sosial

Masyarakat Multikultural

Kata kunci

Supaya kalian lebih mudah untuk memahami pokok bahasan dalam bab ini, pelajari dan

ingatlah beberapa kata kuncinya!

Dinamika Kelompok Sosial

dalam Masyarakat Multikultural

Tujuan Pembelajaran:

Sesudah kalian aktif mengikuti pokok bahasan dalam bab ini, maka kalian diharapkan dapat

mengidentifikasi dan mengikuti dinamika kemajuan dan kemunduran kelompok sosial yang

terjadi dalam masyarakat multikultural.

Sumber gambar

: Indonesian Heritage 9

Supaya kalian lebih mudah untuk memahami pokok bahasan dalam bab ini, pelajarilah peta

konsepnya!

Kebudayaan

Nasional

Masyarakat

Multikultural

membentuk

Dinamika

Kelompok Sosial

Masyarakat

Majemuk

Suku

Agama

Ras

Etnis

mewujudkan

menjelaskan

meliputi

72

Sosiologi Kontekstual XI SMA/MA

Berbagai kelompok sosial yang ada di Indonesia, memiliki karakteristik

dan perilaku budaya yang berbeda. Ini salah satu yang menyebabkan

bangsa Indonesia menjadi masyarakat yang heterogen atau biasa disebut

masyarakat majemuk. Tentu kalian sering mendengar bahwa bangsa

Indonesia adalah masyarakat majemuk yang terdiri dari beraneka ragam

suku bangsa yang memiliki adat istiadat yang berbeda-beda. Coba kalian

sebutkan apa saja keanekaragaman yang ada di Indonesia? Dari catatan

yang ada, di Indonesia ini terdapat 656 suku bangsa dengan bahasa lokal

300 macam. Pernahkah kalian membayangkan betapa banyaknya

keanekaragaman yang ada dari masing-masing suku bangsa karena

mereka memiliki bahasa, adat istiadat, kepercayaan, organisasi sosial,

maupun perilaku budaya yang berbeda-beda. Pertanyaannya sekarang,

bagaimana kalian memandang kemajemukan budaya Indonesia ini?

Keanekaragaman tersebut merupakan kekayaan milik bangsa Indonesia

yang harus kita jaga dan lestarikan, sehingga mampu memberikan warna

ketenteraman dan kedamaian bagi rakyat Indonesia agar ke depan tidak

banyak menimbulkan persoalan yang mengancam disintegrasi bangsa.

Sumber:

Indonesian Heritage 8

Gambar 5.1

Adanya keanekaragaman adat istiadat

merupakan salah satu kekayaan budaya dalam

masyarakat multikultural

73

Dinamika Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

Pernahkan kalian mendengar konflik SARA (suku bangsa,

antargolongan, ras, dan agama)? Atau mungkin kalian ingat konflik yang

pernah terjadi di Sampit (Kalimantan), Poso (Sulawesi) atau Ambon? Coba

kalian cermati apa yang sebenarnya terjadi. Mungkinkah kekayaan yang

mahal harganya ini akan begitu saja hilang dengan tidak adanya

penghargaan terhadap keanekaragaman. Untuk membantu kalian dalam

memberikan pendapat tentang hal itu, marilah kita bersama-sama belajar

tentang apa itu masyarakat majemuk dan bagaimana dengan konsep baru

tentang masyarakat multikultural.

A.

Masyarakat Majemuk

Menurut Furnivall masyarakat majemuk (

plural society

) merupakan

suatu

masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen dan tatanan

sosial yang hidup berdampingan, tetapi tidak terintegrasi dalam satu

kesatuan politik. Dewasa ini kita hidup di dalam sebuah masyarakat

majemuk yang ditinjau dari segi suku, agama, ras, dan etnis. Struktur

masyarakat Indonesia yang ditandai oleh heterogenitas etnik dan bersifat

unik, secara horisontal ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan sosial

berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama, adat istiadat, dan

primordialisme (lebih mengutamakan kelompoknya). Secara vertikal,

struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh adanya perbedaan vertikal

antara lapisan atas dan lapisan bawah.

Sumber:

Indonesian Heritage 8

Gambar 5.2

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk.

74

Sosiologi Kontekstual XI SMA/MA

Pada zaman Hindia-Belanda masyarakat Indonesia digolongkan

menjadi tiga golongan oleh antropolog Belanda Furnivall, yaitu golongan

penjajah Belanda yang menempati tingkat pertama, kedua adalah golongan

minoritas Cina, sedangkan golongan pribumi menempati tingkat yang

ketiga. Menurut Van de Berghe, ciri-ciri sebuah masyarakat majemuk

adalah sebagai berikut.

1.

Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang seringkali

memiliki kebudayaan, atau lebih tepat sub-kebudayaan, yang berbeda

satu sama lain.

2.

Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga

yang bersifat nonkomplementer.

3.

Kurang mengembangkan konsensus di antara para anggota

masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.

4.

Secara relatif seringkali terjadi konflik di antara kelompok yang satu

dengan yang lainnya.

5.

Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (

coercion

) dan

saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi.

6.

Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok-

kelompok yang lain.

Coba bandingkan dengan pemikiran masyarakat majemuk menurut

Robhuska dan Shepsle yang menyatakan bahwa masyarakat majemuk

dapat diidentifikasi melalui:

1.

Keragaman budaya.

2.

Komunitas kultural yang terorganisasi secara politik.

3.

Aliansi etnik.

Sekitar 175 negara anggota PBB yang bersifat multietnik, hanya ada

sekitar 12 negara yang homogen, di antaranya di Eropa yaitu Jerman, di

Asia adalah negara Jepang, dan di Afrika adalah Somalia. Jadi, keragaman

penduduk itu bukanlah khas Indonesia, meskipun diakui heterogenitas

penduduk Indonesia ini cukup besar. Dari Sabang sampai Merauke ada

ratusan suku bangsa dengan bahasanya sendiri-sendiri. Panutan agama

formal dari sekian ratus suku bangsa tidak sama, ada yang beragama Islam,

Katolik, Protestan, Hindu, dan Buddha.

1.

Kebudayaan yang Berkembang di “Indonesia Dalam”

Kebudayaan yang berkembang di “Indonesia dalam” ditandai oleh

tingginya intensitas pengolahan tanah secara teratur dan telah menggunakan

sistem pengairan dan menghasilkan pangan padi yang ditanam di sawah.

Dengan demikian, kebudayaan di Jawa yang menggunakan tenaga kerja

75

Dinamika Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

manusia dalam jumlah besar disertai peralatan yang relatif lebih kompleks

itu merupakan perwujudan upaya manusia yang berani merubah

ekosistemnya untuk kepentingan masyarakat yang bersangkutan.

2.

Kebudayaan yang Berkembang di “Indonesia Luar”

Kebudayaan yang berkembang di “Indonesia luar”, yaitu di luar

Pulau Jawa dan Bali. Kebudayaan di luar Jawa, kecuali di sekitar Danau

T

oba, dataran tinggi Sumatera Barat dan Sulawesi Barat Daya, berkembang

atas dasar pertanian perladangan yang ditandai dengan jarangnya

penduduk, pada umumnya baru beranjak dari kebiasaan hidup berburu

ke arah hidup bertani. Oleh karena itu, mereka cenderung untuk

menyesuaikan diri dengan ekosistem yang ada, demi untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat yang bersangkutan. Adapun yang dimaksud

dengan kebudayaan masyarakat petani berpengairan adalah seperti yang

berkembang di Pulau Jawa dan Bali.

Persoalannya apakah keanekaragaman di Indonesia ini akan

menimbulkan masalah yang mengancam disintegrasi bangsa? Sebuah

pendapat menyebutkan bahwa kemajemukan sebuah masyarakat pada

suatu saat akan menimbulkan dua hal yaitu:

a.

Berkembangnya perilaku konflik di antara berbagai kelompok etnik.

b.

Kecenderungan hadirnya kekuatan/kekuasaan sebagai pemersatu

utama yang mengintegrasikan masyarakat.

Gambar 5.3

Negara Indonesia terkenal sebagai negara agraris. Tetapi dengan masuknya

industrialisasi dengan cepat mengakibatkan perubahan arah pembangunan dengan tujuan

memperbanyak lapangan kerja

Sumber:

Tempo 16 April 2006

76

Sosiologi Kontekstual XI SMA/MA

Dengan struktur sosial yang demikian kompleks, sangat rasional sekali

jika Indonesia selalu menghadapi permasalahan konflik antaretnik,

kesenjangan sosial, dan sukar sekali terjadinya integrasi secara permanen.

Setujukah kalian dengan hal ini? Masyarakat Indonesia yang bercorak

majemuk (

Plural Society

) yang berisikan potensi kekuatan primordial yang

otoriter dan militeristik, haruslah diubah dengan multikulturalisme.

Multikulturalisme budaya tersebut berada dalam kesetaraan derajat,

demokratis, dan toleransi sejati.

Fakta Sosial

“Mari kembangkan wawasan kebinekaan kalian!”

Perhatikan gambar di atas dan jawab pertanyaan di bawah ini!

1.

Coba kalian analisis mengenai konflik bernuansa SARA di

Indonesia!

2.

Menurut kalian apakah masyarakat majemuk di Indonesia

sangat rawan konflik? Jelaskan alasannya!

3.

Menurut kalian bagaimana caranya menciptakan integrasi

nasional pada masyarakat majemuk di Indonesia!

Sumber:

www.kompas.com

77

Dinamika Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

B.

Masyarakat Multikultural

Konsep masyarakat multikultural sebenarnya relatif baru. Sekitar

1970-an, gerakan multikultural muncul pertama kali di Kanada. Kemudian

diikuti Australia, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan lainnya. Kanada

pada waktu itu didera konflik yang disebabkan masalah hubungan

antarwarga negara. Masalah itu meliputi hubungan antarsuku bangsa,

agama, ras, dan aliran politik yang terjebak pada dominasi. Konflik itu

diselesaikan dengan digagasnya konsep masyarakat multikultural yang

esensinya adalah kesetaraan, menghargai hak budaya komunitas dan

demokrasi. Gagasan itu relatif efektif dan segera menyebar ke Australia,

Eropa, dan menjadi produk global.

Bagi masyarakat Indonesia yang telah melewati reformasi, masyarakat

multikultural bukan sekedar wacana saja. Tetapi sebuah cita-cita yang

harus diperjuangkan karena dibutuhkan sebagai landasan bagi tegaknya

demokrasi, Hak Asasi Manusia (HAM) dan kesejahteraan masyarakat. Kita

harus bersedia menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan,

tanpa mempedulikan perbedaan suku bangsa, agama, budaya, bahasa,

kebiasaan, ataupun kedaerahan. Multikultural memberi penegasan, segala

Gambar 5.4

Pada masa pemerintahan orde baru, pertunjukaan barongsai

sebagai kesenian dari Cina tidak boleh dipertontonkan karena dianggap

sebagai kebudayaan yang berbau komunis

Sumber:

Ensiklopedi Untuk Pelajar

78

Sosiologi Kontekstual XI SMA/MA

perbedaan itu adalah sama di dalam ruang publik. Dengan kata lain,

adanya komunitas yang berbeda saja tidak cukup, sebab yang terpenting

komunitas itu diperlakukan sama oleh negara. Adanya kesetaraan dalam

derajat kemanusiaan yang saling menghormati, diatur oleh hukum yang

adil dan beradab yang mendorong kemajuan dan menjamin kesejahteraan

hidup warganya.

Kesetaraan dalam derajat kemanusiaan hanya mungkin terwujud

dalam praktik nyata dengan adanya pranata sosial, terutama pranata

hukum yang merupakan mekanisme kontrol secara ketat dan adil

mendukung dan mendorong terwujudnya prinsip demokrasi dalam

kehidupan nyata. Diskriminasi sosial, politik, budaya, pendidikan dan

ekonomi yang berlaku di masa lalu, secara bertahap maupun radikal harus

dikikis oleh kemauan untuk menegakkan demokrasi demi kesejajaran

dalam kesederajatan kemanusiaan sebagai bangsa Indonesia.

Pada hakikatnya

,

menurut Josselin de Jong, kebudayaan yang tersebar

di Indonesia itu mempunyai landasan antara lain:

1.

Pada masa lampau masyarakat

Indonesia itu terdiri dari

beberapa persekutuan yang

berlandaskan ikatan kekera-

batan yang menganut garis

keturunan secara unilineal,

baik melalui keibuan maupun

kebapakan.

2.

Di antara persekutuan keke-

rabatan itu terjalin hubungan

kawin secara tetap, sehingga

terjelma tata hubungan yang

mendudukkan kelompok

kerabat pemberi pengantin

wanita lebih tinggi daripada

kedudukan kelompok kerabat

yang menerima pengantin

wanita.

3.

Seluruh kelompok kekerabatan yang ada biasanya terbagi dalam dua

paruh masyarakat yang dikenal dengan istilah antropologis “

moiety

yang satu sama lain ada dalam hubungan saling bermusuhan maupun

dalam berkawan, sehingga nampaknya persaingan yang diatur oleh

adat.

Gambar 5.5

Sesajen merupakan warisan

budaya yang ada hampir di suku bangsa di

Indonesa dengan piranti yang berbeda-beda

dengan maksud sebagai penolak bala

Sumber:

Ensiklopedi Untuk Pelajar

79

Dinamika Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

4.

Keanggotaan setiap individu, karenanya bersifat ganda dalam arti

bahwa setiap orang bukan hanya menjadi anggota kelompok kerabat

yang unilineal, melainkan juga anggota kesatuan paruh masyarakat

atau

moiety

.

5.

Pembagian masyarakat dalam dua paruh masyarakat itu

memengaruhi pengertian masyarakat terhadap isi semesta ke dalam

dua kelompok yang seolah-olah saling mengisi dalam arti serba dua

yang dipertentangkan dan sebaliknya juga saling diperlu-kan adanya.

6.

Akibatnya juga tercermin dalam sistem penilaian dalam masyarakat

yang bersangkutan. Ada pihak yang baik dan sebaliknya adapula

pihak yang jahat atau busuk.

7.

Seluruh susunan kemasya-rakatan itu erat dihubungkan dengan

sistem kepercayaan masyarakat yang bersangkutan, terutama

berkaitan dengan kompleks totemisme yang didominasi dengan

upacara-upacara keagamaan dalam bentuk rangkaian upacara inisiasi

dan diperkuat dengan dongeng-dongeng suci baik yang berupa

kesusastraan ataupun tradisi lisan.

8.

Sifat serba dua juga tercermin dalam tata susunan dewa-dewa yang

menjadi pujaan masyarakat yang bersangkutan. Walaupun dikenal

Iebih dari dua dewa, mereka menggolongkan ke dalam dua golongan

dewa yang baik dan dewa yang buruk. Dewa yang tergolong buruk

atau busuk biasanya mempunyai sifat ganda, sebab di satu pihak

digambarkan sebagai anggota masyarakat dewa yang mewakili

golongan atas dan yang dipuja.

Tata susunan masyarakat dewa itu ternyata memengaruhi tata susunan

kepemimpinan masyarakat dalam kehidupan politik yang seringkali

merupakan pencerminan tentang kepercayaan yang berpangkal pada

kehidupan dewata.

Persatuan dan kesatuan bangsa yang terwujud dari sejumlah suku

bangsa yang semula merupakan masyarakat yang berdiri sendiri dan

mendukung kebudayaan yang beraneka ragam itu perlu diperkokoh

dengan kerangka acuan yang bersifat nasional, yaitu kebudayaan nasional.

Suatu kebudayaan yang mampu memberi makna bagi kehidupan

berbangsa dan berkepribadian, akan dapat dibanggakan sebagai identitas

nasional. Akan tetapi, dalam masyarakat majemuk dengan keragaman

latar belakang kebudayaan seperti yang terjadi di Indonesia tidaklah mudah

untuk mengembangkan suatu kebudayaan nasional hanya dengan

mengandalkan pada kemampuan dan kemapanan masyarakat semata.

80

Sosiologi Kontekstual XI SMA/MA

Oleh karena itu, kebudayaan nasional yang hendak dikembangkan itu

telah ditetapkan landasan dan arah tujuannya yang dituangkan dalam

penjelasan pasal 32 UUD 1945 yang berbunyi:

Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha

budidaya rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli yang

terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh

Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus

menuju ke arah kemajuan adab, budaya dan persatuan dengan tidak menolak

bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau

memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi derajat

kemanusiaan bangsa Indonesia

”.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa

perkembangan kebudayaan bangsa yang hendak dimajukan itu

terselenggara tanpa ketentuan arah serta tanpa memperhatikan

keberagaman masyarakat dengan segala kebutuhan yang timbul dalam

proses perkembangan masyarakat bangsa. Sejak kemerdekaannya pada

tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia selalu dirongrong oleh gerakan

separatisme

seperti DI/TII Kartosuwiryo di Jawa Barat, Permesta Kahar

Muzakar di Sumatera, APRA, PKI, DI/TII Daud Barureh di Aceh, dan RMS

di Maluku yang menyisakan luka lama. Bahkan sampai sekarang gerakan

itu masih terus berlangsung di Aceh lewat GAM (Gerakan Aceh Merdeka)

dan OPM (Organisasi Papua Merdeka) di propinsi paling timur di Indonesia.

Pemerintah Indonesia selalu berhadapan dengan gerakan separatisme,

sehingga Indonesia mempunyai peluang yang sama seperti Yugoslavia dan

Uni Soviet menjadi negara yang pecah akibat ketidakstabilan kondisi

sosiokultural dan politik. Samuel Hutingthon pernah berkomentar pada

akhir abad ke-20, bahwa Indonesia adalah negara yang mempunyai

potensi paling besar untuk hancur, setelah Yugoslavia dan Uni Soviet akhir

abad ke-20 ini. Demikian juga Cliffrod Gertz Antropolog yang Indonesianis

ini pernah mengatakan, kalau bangsa Indonesia tidak pandai

memanajemen keanekaragaman etnik, budaya, dan solidaritas etnik, maka

Indonesia akan pecah menjadi negara-negara kecil.

Multikultural merupakan cita-cita dalam upaya merajut kembali

hubungan antarmanusia yang belakangan selalu hidup dalam suasana

penuh dengan konflik. Adanya sebuah kesadaran yang muncul diperlukan

kepekaan terhadap kenyataan kemajemukan, pluralitas bangsa, baik

dalam etnis, agama, budaya, hingga orien-tasi politik. Secara sederhana,

multikutural dapat dipahami sebagi suatu konsep keanekara-gaman

81

Dinamika Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

budaya dan kompleksi-tas

kehidupan di dalamnya.

Multikulturalis mengajak

masyarakat dalam arus peru-

bahan sosial, sistem tata nilai

kehidupan yang menjunjung

tinggi toleransi, kerukunan dan

perdamaian serta bukan konflik

atau kekerasan meskipun

terdapat perbedaan sistem sosial

di dalamnya.

Ide keanekaragaman kebu-

dayaan atau masyarakat multi-

kultural, dapat dilihat sebagai

sebuah kebijakan yang ber-

tujuan meredam konflik dalam

kehidupan sosial, ekonomi,

politik, dan agama. Sebaliknya,

kebijakan tersebut menonjolkan kekayaan, potensi-potensi pengembangan,

dan kemajuan melalui ide keanekaragaman kebudayaan yang sejalan dan

mendukung berlakunya prinsip demokrasi dalam kehidupan masyarakat.

Berpijak pada kerangka pemikiran ini, maka multikultural

diharapkan menjadi solusi konflik kemanusiaan selama ini. Oleh karena

itu, wacana multikultural menjadi sangat penting sebagai upaya mencari

bangunan masyarakat madani

(civil society)

yang berlandaskan pada

demokrasi untuk tercapainya sebuah masyarakat dalam konteks

kehidupan berbangsa dan bernegara.

Gambar 5.6

Penerimaan budaya lain di suatu

daerah tertentu merupakan wujud dari

masyarakat multikultural yang menjunjung

tinggai toleransi dan perbedaan

Sumber:

Ensiklopedi Untuk Pelajar

C.

Menuju Masyarakat Indonesia yang Multikultural

Seperti yang kalian tahu, di Indonesia terdapat berbagai macam

kebudayaan yang berasal dari hampir seluruh suku bangsa. Hal ini

mungkinkah terwujud sebagai masyarakat multikultural? Syarat

terwujudnya masyarakat multikultural adalah apabila warganya dapat

hidup berdampingan, toleransi dan saling menghargai. Nilai-nilai tersebut

harus dijadikan pedoman untuk bertindak, baik dalam bidang sosial,

ekonomi, politik maupun tindakan individual. Di antara prinsip mendasar

dari demokrasi yang patut dikembangkan di Indonesia adalah kesetaraan

82

Sosiologi Kontekstual XI SMA/MA

derajat individu, kebebasan, toleransi terhadap perbedaan, konflik dan

konsensus, hukum yang adil dan beradab serta perikemanusiaan.

Kebudayaan Indonesia secara sempit dapat didefinisikan sebagai

seluruh kebudayaan lokal yang telah ada sebelum terbentuknya bangsa

Indonesia pada tahun 1945. Seluruh kebudayaan lokal yang berasal dari

kebudayaan beraneka ragam suku-suku di Indonesia adalah merupakan

bagian integral dari kebudayaan Indonesia. Kebudayaan Indonesia walau

beraneka ragam namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh

kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan

India dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India terutama masuk dari

penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantara jauh sebelum

Indonesia terbentuk. Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan agama Hindu

dan Buddha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5 Masehi

ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, Kutai sampai

pada penghujung abad ke-15 Masehi.

Kebudayaan Tionghoa masuk dan memengaruhi kebudayaan

Indonesia karena interaksi perdagangan yang intensif antara pedagang-

pedagang Tionghoa dan Nusantara (Sriwijaya). Selain itu, banyak pula

Sumber:

majalah Garuda

Gambar 5.7

Masyarakat Indonesia yang majemuk terdiri dari

berbagai budaya

83

Dinamika Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

yang masuk bersama perantau-perantau Tionghoa yang datang dari daerah

selatan Tiongkok dan menetap di Nusantara. Mereka menetap dan

menikahi penduduk lokal sehingga menghasilkan perpaduan kebudayaan

Tionghoa dan lokal yang unik. Kebudayaan seperti inilah yang kemudian

menjadi salah satu akar dari kebudayaan lokal modern di Indonesia semisal

kebudayaan Jawa dan Betawi.

Hambatan-hambatan yang potensial dimiliki oleh suatu masyarakat

yang plural dan heterogen juga dapat ditentukan dalam banyak aspek

lainnya. Masyarakat Indonesia yang majemuk terdiri dari berbagai

budaya, karena adanya berbagai kegiatan dan pranata khusus di mana

setiap kultur merupakan sumber nilai yang memungkinkan

terpeliharanya kondisi kemapanan dalam kehidupan masyarakat

pendukungnya, setiap masyarakat pendukung kebudayaan cenderung

menjadikan kebudayaannya sebagai kerangka acuan bagi

perikehidupannya, sekaligus untuk mengukuhkan jati diri sebagai

kebersamaan yang berciri khas. Sehingga perbedaan antar kebudayaan,

justru bermanfaat dalam mempertahankan dasar identitas diri dan

integrasi sosial masyarakat tersebut. Pluralisme masyarakat dalam

tatanan sosial agama, dan suku bangsa telah ada sejak jaman nenek

moyang. Kebinekaan budaya yang dapat hidup berdampingan secara

damai merupakan kekayaan yang tak ternilai dalam khasanah budaya

nasional, karena diunggulkannya suatu nilai oleh seseorang atau

sekelompok masyarakat, bukan berarti tidak dihiraukannya nilai-nilai

lainnya, melainkan kurang dijadikannya sebagai acuan dalam bersikap

dan berperilaku dibandingkan dengan nilai yang diunggulkannya.

Sehingga permasalahan multikultural justru merupakan suatu keindahan

bila indentitas masing-masing budaya dapat bermakna dan diagungkan

oleh masyarakat pendukungnya serta dapat dihormati oleh kelompok

masyarakat yang lain, bukan untuk kebanggan dan sifat egoisme

kelompok apalagi bila diwarnai oleh kepentingan-kepentingan politik.

Masalah yang biasanya dihadapi oleh masyarakat majemuk adalah

adanya persentuhan dan saling hubungan antara kebudayaan suku bangsa

dengan kebudayaan umum lokal, dan dengan kebudayaan nasional. Di

antara hubungan-hubungan ini yang paling kritis adalah hubungan antara

kebudayaan suku bangsa dan umum lokal di satu pihak dan kebudayaan

nasional di pihak lain. Pemaksaan untuk merubah tata nilai atau upaya

penyeragaman budaya seringkali dapat mem-perkuat penolakan dari

budaya -budaya daerah, atau yang lebih parah bila upaya memper-

tahankan tersebut, justru disertai dengan semakin menguatnya Etnosentrime.

84

Sosiologi Kontekstual XI SMA/MA

Secara formal didefinisikan sebagai pandangan bahwa kelompok

sendiri adalah pusat segalanya dan kelompok lain akan selalu dibandingkan

dan dinilai sesuai dengan standar kelompok sendiri. Etnosentrisme

membuat kebudayaan diri sebagai patokan dalam mengukur baik

buruknya, atau tinggi rendahnya dan benar atau ganjilnya kebudayaan

lain dalam proporsi kemiripannya dengan kebudayaan sendiri, adanya

kesetiakawanan yang kuat dan tanpa kritik pada kelompok etnis atau

bangsa sendiri disertai dengan prasangka terhadap kelompok etnis dan

bangsa yang lain. Orang-orang yang berkepribadian etnosentris cenderung

berasal dari kelompok masyarakat yang mempunyai banyak keterbatasan

baik dalam pengetahuan, pengalaman, maupun komunikasi, sehingga

sangat mudah terprovokasi. Perlu pula dipahami bahwa sebagian besar

masyarakat Indonesia masih berada pada berbagai keterbatasan tersebut.

Masyarakat selalu mempunyai dua macam kekuatan, yaitu kekuatan

yang ingin menerima perubahan dan kekuatan yang menolak adanya

perubahan. Meskipun selalu terdapat dua kekuatan, namun sejarah

memperlihatkan bahwa kaum konservatif cepat atau lambat akan terdesak

oleh arus perubahan. Proses itu seringkali tidak berjalan secara linier, tapi

berjalan maju mundur. Konflik antara kaum progresif dengan kaum

konservatif maupun konflik di antara kaum progresif itu sendiri. Dengan

pemahaman pada fenomena tersebut landasan sosial budaya masyarakat

Indonesia yang bercorak pada masyarakat majemuk (

plural society

) perlu

Sumber:

Suara Merdeka, 7 Agustus 2005

Gambar 5.8

Pada masyarakat majemuk terjadi hubungan antara

budaya sehingga menghasilkan asimilasi

85

Dinamika Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

1. Populasi

Karakterisktik

Keterangan

Suku bangsa Jawa, adalah suku bangsa

terbesar di Indonesia. Jumlahnya mungkin

ada sekitar 90 juta. Mereka berasal dari

pulau Jawa dan terutama ditemukan di

provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tetapi

di provinsi Jawa Barat, Banten dan tentu saja

Jakarta mereka banyak diketemukan.

No.

memperoleh perhatian dan dikaji kembali, karena ideologi masyarakat

majemuk lebih menekankan pada keanekaragaman suku bangsa akan

sangat sulit untuk diwujudkan dalam masarakat yang demokratis dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara. Kemajemukan masyarakat Indonesia

yang terdiri atas berbagai suku bangsa yang nampak menyolok dalam

kemajemukan masyarakat Indonesia adalah penekanan pada pentingnya

kesukubangsaan yang terwujud dalam komunitas-komunitas suku bangsa,

dan digunakannya kesukubangsaan tersebut sebagai acuan utama bagi

jati diri individu. Ada sentimen-sentimen kesuku bangsaan yang memiliki

potensi pemecah belah dan penghancuran sesama bangsa Indonesia karena

masyarakat majemuk menghasilkan batas-batas suku bangsa yang didasari

oleh stereotip dan prasangka yang menghasilkan penjenjangan sosial, secara

primordial dan subyektif. Konflik-konflik yang terjadi antaretnik dan antar

agama, sering kali berintikan pada permasalahan hubungan antara etnik

asli setempat dengan pendatang, konflik-konflik itu terjadi karena adanya

pengaktifan secara berlebihan jati diri etnik untuk solidaritas dalam

memperebutkan sumber daya yang ada.

Analisis Sosial

“Mari kembangkan produktivitas dan analisis kritis kalian!”

1.

Coba kalian buat catatan tentang kebudayaan suku bangsa

tertentu yang dilihat dari berbagai aspek seperti agama/

kepercayaan, bahasa, kesenian, organisasi sosial, ataupun

stratifikasi sosial. Bisa kalian cari di internet www.ikipedia.org

2.

Tugas ditulis (dikerjakan) pada lembar kerja sebagaimana contoh

berikut ini.

86

Sosiologi Kontekstual XI SMA/MA

Rangkuman

1.

Konflik berbau SARA (suku, agama, ras dan antargolongan),

dan konflik bersenjata dibeberapa daerah, teror bom, serta

berbagai bentuk kejahatan lainnya yang mengancam masa

depan bangsa setiap saat dipertontonkan di banyak media massa

(cetak maupun elektronik). Aceh, Ambon, Papua, Poso dan

beberapa daerah lainnya adalah realitas konflik di daerah yang

mengancam integrasi bangsa di satu sisi, namun membutuhkan

solusi konkret dalam penyelesaiannya di sisi lain.

2.

Multikulturalisme merupakan pengembangan wacana baru

dalam upaya merajut kembali hubungan antarmanusia yang

belakangan selalu hidup dalam suasana penuh dengan konflik.

Ada sebuah kesadaran yang muncul bahwa diperlukan kepekaan

terhadap kenyataan kemajemukan, pluralitas bangsa, baik

dalam etnis, agama, budaya, hingga orientasi politik. Secara

sederhana, multikuturalisme dapat dipahami sebagi suatu

konsep keanekaragaman budaya dan kompleksitas kehidupan

di dalamnya.

3.

Multikulturalisme mengajak masyarakat dalam arus perubahan

sosial, sistem tata nilai kehidupan yang menjunjung tinggi

toleransi, kerukunan dan perdamaian bukan konflik atau

kekerasan meskipun terdapat perbedaan sistem sosial di

dalamnya. Berpijak pada kerangka pemikiran tersebut, wacana

masyarakat multikultural diharapkan menjadi solusi konflik

selama ini. Oleh karena itu, perlunya Indonesia mewujudkan

masyarakat multikultural yang berlandaskan pada demokrasi

untuk tercapainya sebuah masyarakat dalam konteks kehidupan

berbangsa dan bernegara.

87

Dinamika Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

Uji Kompetensi

A. Pilihlah satu jawaban yang paling benar dengan cara memberi

tanda silang (X) pada huruf

a, b, c, d,

atau

e

!

1.

Masyarakat majemuk adalah suatu

masyarakat yang terdiri dari

dua atau lebih elemen dan tatanan sosial yang hidup berdampingan

tetapi tidak terintegrasi dalam satu kesatuan politik. Pengertian

masyarakat majemuk tersebut menurut . . . .

a.

Van de Berghe

b.

Furnivall

c.

Clifford Geertz

d.

Selo Soemardjan

e.

A.L Kroeber

2.

Etnosentrisme adalah sikap yang lebih mengagungkan . . . .

a.

kebudayaan sendiri

b.

kebudayaan asing

c.

kebudayaan asing dan sendiri

d.

kebudayaan orang barat

e.

kebudayaan orang timur

3.

Salah satu karakteristik kebudayaan adalah kebudayaan yang

didasarkan pada simbol. Yang dimaksud dengan simbol adalah

. . . .

a.

sesuatu yang mempunyai makna dan nilai tertentu dari

masyarakat

b.

sesuatu yang dilambangkan lain daripada benda (lambang)

itu sendiri

c.

sesuatu yang nilai dan maknanya berdasarkan bentuk

fisiknya

d.

sesuatu hasil karya manusia

e.

sesuatu yang bersifat interaksi sosial manusia

4.

Konsep masyarakat multikultural itu dipandang sebagai

. . . .

a.

perbedaan di antara suku bangsa di Indonesia

b.

menjunjung tinggi keadilan dan kesetaraan antarsuku

bangsa

88

Sosiologi Kontekstual XI SMA/MA

c.

terdiri dari unsur-unsur kebudayaan yang terkecil

d.

kesatuan sosial yang saling berhubungan

e.

lebih menyukai kebudayaan asing

5.

Ciri kebudayaan yang berkembang di “Indonesia luar” adalah

. . . .

a.

berkembang atas dasar pertanian perladangan

b.

merupakan kebudayaan masyarakat petani yang

berpengairan

c.

masyarakat petani sawah

d.

masyarakat perkebunan

e.

masyarakat nelayan

6.

Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh heterogenitas etnik

dan bersifat unik. Perkembangan secara horisontal ditandai oleh

perbedaan . . . .

a.

antara masyarakat miskin dan masyarakat kaya

b.

antara bangsawan dan pedagang

c.

antara buruh dan atasan

d.

vertikal antara lapisan-lapisan atas dan lapisan bawah

e.

suku bangsa, agama, adat istiadat, dan primordialisme

7.

Pada zaman Hindia-Belanda masyarakat Indonesia digolongkan

menjadi tiga golongan oleh antropolog Belanda Furnivall yaitu

. . . .

a.

bangsawan, pendeta, buruh

b.

masyarakat Eropa, Cina, dan pribumi

c.

pedagang, petani, dan pejabat negara

d.

nelayan, petani, pedagang

e.

buruh, pengusaha, dan pamong praja

8.

Bahaya dari ketidakseimbangan di dalam masyarakat

multikultural adalah . . . .

a.

disintegrasi

b.

konflik sosial

c.

disorganisasi sosial

d.

kerusuhan SARA

e.

perilaku menyimpang

9.

Kemajemukan masyarakat Indonesia yang terdiri dari kelompok-

kelompok sosial menimbulkan dua hal yang berbeda dan tertolak

belakang yaitu . . . .

89

Dinamika Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

a.

akulturasi dan asimilasi

b.

masuknya budaya asing yang lebih modern atau penolakan

budaya asing yang tidak sesuai

c.

berkembangnya konflik atau adanya kekuatan sebagai

pemersatu masyarakat

d.

penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi

e.

munculnya sikap tradisional atau sikap modern

10. Masyarakat Indonesia terdiri dari kelompok-kelompok sosial

tertentu yang dibedakan atas ciri vertikal dan horisontal. Secara

vertikal masyarakat Indonesia ditandai oleh ... .

a.

perbedaan antara masyarakat miskin dan kaya

b.

perbedaan antara bangsawan dan pedagang

c.

perbedaan antara buruh dan atasan

d.

perbedaan vertikal antara lapisan-lapisan atas dan lapisan

bawah

e.

perbedaan suku bangsa, agama, adat istiadat, dan

primordialisme

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat

dan tepat!

1.

Coba kalian jelaskan pengertian masyarakat majemuk menurut

Furnival!

2.

Apa yang menyebabkan kemajemukan masyarakat Indonesia

dapat menimbulkan konflik yang mengancam disintegrasi

bangsa?

3.

Apa yang menjadi penyebab seseorang itu menjadi etnosentrisme?

4.

Mengapa kemajemukan bangsa Indonesia ini dapat

menimbulkan potensi konflik yang besar?

5.

Menurut kalian, apa yang harus dilakukan untuk menciptakan

masyarakat multikultural sehingga konflik SARA tidak terjadi di

Indonesia?

90

Sosiologi Kontekstual XI SMA/MA

Proyek

“Ayo tumbuhkan semangat etos kerja kalian!”

1.

Buatlah kelompok (maksimal 5 orang) diberi tugas untuk

mengamati fenomena konflik SARA yang pernah terjadi di

Indonesia.

2.

Mintalah pada siswa-siswa tersebut untuk mengambil salah satu

kasus konflik.

3.

Lakukan diskusi dan membuat analisis pemecahan masalah

melalui sebuah konsep masyarakat multikultural yang

menekankan adanya persamaan dan kesederajatan dalam

memandang sebuah suku bangsa.